Rabu, 17 Desember 2014

Makalah Pengembangan Sistem Informasi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, dimana informasi dapat diakses secara “real time” sehingga tidak ada dinding pembatas (baik secara geografis, politik, dan lain sebagainya), masyarakat sangat haus akan kebutuhan informasi. Sehingga, tidak berlebihan jika informasi dikategorikan sebagai kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah berubah bentuk menjadi suatu komiditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat pengelolaan data untuk menghasilkan informasi.
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang pengembangan sistem informasi.
1.3  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakng, dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pendekatan pengembangan sistem informasi ?
2.      Bagaimana metode pengembangan sistem informasi ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi?















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem
Dalam mendefinisikan sistem, terdapat dua kelompok pendekatan, pertama lebih menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada komponen atau elemennya. Kedua pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan sistem lebih menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada komponen atau elemennya itu sendiri.   Jerry FitzGerald, Andra F. FitzGerald, Warren D. Stallings, Jr., (1981), mengugkapkan bahwa suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem kedua lebih menekankan pada jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi didalam sistem untuk mendefinisikan sistemnya.  Hal ini diungkapkan  Richard F. Neuschel (1960) bahwa suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara kerja yang juga saling berinteraksi. Hal ini diungkapkan oleh beberapa penulis yang banyak menggunakan pendekatan komponen dalam memberikan definisi sistem diantaranya adalah Barry E. Cushing (1974), Gordon B. Davis (1974), Robert G. Murdick, Thomas C. Fuller, Joel E.Ross (1978), George H. Bodnar (1980), Robert J. Verzello / John Reuter III (1982), Henry C. Lucas, Jr., (1982), Robert A. Leitch / K. Roscoe Davis (1983), Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin (1984), Frederick H. Wu (1984), John F. Nash, Martin B. Roberts (1984), Robert H. Blissmer (1985), James O. Hicks, Jr., Wayne E. Leininger (1986).
2.1.2 Prinsip-prinsip Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:
1.       Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
2.      Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu :
·      Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.
·      Investasi yang terbaik harus bernilai.
3.      Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang terdidik
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
4.      Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5.      Proses pengembangan sistem tidak harus urut
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.
6.      Jangan takut membatalkan proyek
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan memubang dana yang sia-sia.
Sistem Informasi dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam sebuah organisasi, dimana didalamnya tercakup antara lain: proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing) dan pengendalian (Controlling). Pengembangan Sitem Informasi akan bermula dasi PSI  Perencanaan Sistem Informasi), Analisa, Perancangan hingga Implmentasi.  























BAB III
PEMBAHASAN


1.1    Pendekatan Pengembangan Sistem Informasi
Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi). Metodologi klasik yang digunakan dikenal dengan istilah SDLC (System Development Life Cycle).
v  Pendekatan Konvensional
1.      Pemahaman masalah didasarka pada pelaksanaan prosedur kerja.
2.      Pelaksanaan pengembangan kerja diawali dengan melihat alur dokumen dari satu bagian organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses-proses pengolahan datanya.
3.      Secara historis, digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada di sistem fisik.

v  Pendekatan Fungsional
1.      Dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses paling kecil (top down).
2.      Pengembangan dilaksanakan denga melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan oleh sistem, data yang menjadi masukan atau keluaran, sumber dan tujuan data, serta tempat penyimpanan data

v  Pendekatan Struktur Data
1.         Sudut pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran yang digunakan dalam sistem
2.         Struktur tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksi sequence, selection, dan repetition sampai terlihat proses pembentukannya

v  Information Engineering
1.      Sistem dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise
2.      Pelaksanaan pengembangan perlu diawali dengan proses perencanaan strategis informasi dan wilayah bisnis
3.      Cakupan pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide basis)
4.      Mengaplikasikan teknik terstruktur dan automated tools

v  Pendekatan Objek
1.      Sudut pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem
2.      Sistem dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan operasi (layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
3.      Setiap objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya
4.      Setiap objek dapat mempunyai kemampuan poliforisme

3.2    Metode Pengembangan Sistem Informasi
3.2.1   CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan siklus sistem informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
3.2.2   System Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja sistem baru ditemukan permasalahan  dalam tahap pemeliharaan sistem yang kemungkinan tidak dapat diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke sistem yang lama, hal inilah yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem atau disebut dengan System Development Life Cycle.
SDLC merupakan proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC yaitu mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah yang berhubungan dengan perangkat lunak. Metode ini digunakan oleh para analisis sistem ataupun pembuat program dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk membangun sistem informasi. Metode ini sangat cocok untuk pengembangan sistem besar. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi harapan user, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara efektif dan efisien.
*      Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1.   Inisiasi (initiation)
Tahap ini ditandai dengan adanya kebutuhan dari user yang ada, maka pembuatan proposal proyek perangkat lunak dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem yang telah direncanakan.
Kegiatan dalam tahapan inisiasi :
·         Menentukan durasi waktu yang dibutuhkan.
·         Menentukan sumber daya dan sistem yang dibutuhkan.
·         Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek.
2.   Pengembangan konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem hingga dokumen lingkup sistem. Kemudian menganalisa manfaat biaya yang dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran kemudahan sistem untuk digunakan. Memperhatikan juga perencanaan resiko yang kemungkinan dihadapi jika sistem akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
·         Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
·         Menganalisis manafaat biaya yang dibutuhkan.

3.   Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencaaan lainnya yang diperlukan masing-masing tahapan, sumber daya dan perangkat lunak. Tahapan ini menghasilkan hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari solusi dari masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi :
·         Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
·         Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
·         Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
·         Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan.
·         Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
4.   Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user) dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi lapangan, jajak pendapat, pengamatan sistem yang serupa dan prototype.
Kegiatan utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
·         Pengumpulan informasi.
·         Mendefinisikan sistem requirement.
·         Memprioritaskan kebutuhan.
·          Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
·         Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen.
5.   Desain (design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana  dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi perancangan DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan laporan-laporan pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem. Perancangan fisik meliputi perancangan input, perancangan output, perancangan form, perancangan struktur tabel, perancangan klasifikasi kode dan perancangan klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.
Beberapa kegiatan utama yang di lakukan pada tahap desain :
·         Merancang arsitektur aplikasi.
·         Meracang antar muka pengguna.
·         Mendesain dan mengintegrasikan database.
·          Membuat prototipe untuk detail desain.
·         Mendesain mengintegrasikan kendali sistem.
6.   Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan. Mempersiapkan prosedur kasus pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan, yaitu membuat basis data dan mempersiapakan prosedur pengujian sistem, mempersiapkan berkas pengujian sistem, pengodean sistem, dan memperbaiki kesalahan sistem.
7.   Integrasi dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan terpisah, dan mencari kesalahan sistem dari kesalaham logika dan kesalahan pengodean. Kemudian mendemonstrasikan sistem yang dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi kebutuhan sistem.
Kegiatan di dalam tahap integrasi dan pengujian, yaitu :
·         memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
·         membutuhkan partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian menyeluruh dari semua persyaratan.
·         memenuhi semua kebutuhan bisnis.
8.   Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem perangkat lunak pada lingkungan user (adaptasi user dengan sistem) dan menjalankan resolusi dari permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
Kegiatan di dalam tahapan implementasi, yaitu :
·         pembuatan database sesuai skema rancangan
·         pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem
·         pengujian dan perbaikan aplikasi.
9.   Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan user termasuk implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan meliputi 3 bagian :
·         Pemeliharaan perfektif yaitu ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas adanya permintaan atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan efisiensi sistem.
·         Pemeliharaan adatif yaitu perubahan aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap perangkat keras dan lunak yang baru
·         Pemeliharaan korektif yaitu melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang ditemukan pada saat sistem dijalankan.

10.    Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai dengan aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang tepat. Kegiatan dalam tahap disposisi, yaitu penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa informasi penting yang disimpan untuk akses masa depan.

3.2.3   Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis dan user. Metode ini menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi sehingga dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi langkah pemilahan fungsi, penyusunan sistem informasi, evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi user terhadap prototipe, perbaikan dan produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan tampilan dengan simulasi alur sistem sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh user hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user sering kali lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
3.2.4 Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuan user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria, mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang bersifat inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD membagi tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan  dapat dilakukan secara paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
3.2.5        Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model iterative ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem yang lebih lengkap secara bertahap. Model spriral (spiral model) menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan sistem dapat dihentikan.
3.2.6 Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap dalam metode ini yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user, menentukan teknik yang dibutukan
3.2.7 Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem  berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata.  Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum yang menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
3.2.8 Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
3.2.9   End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
3.2.10    Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.

3.3      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu :
Ø  Bisnis Internal
Aspek-aspek internal yang terkait dengan kondisi terkini pada suatu organisasi serta strategis, meliputi :
a.       Visi, misi dan strategis suatu organisasi, yang menjadi suatu pedoman arah akan seperti apa suatu organisasi tersebut di masa yang akan datang.
b.      Posisi organisasi dalam industry sekarang dan kekuatan apa saja yang mempengaruhinya.
c.       Kekuatan, kelemahan dan peluang organisasi serta tantangan di masa mendatang.
d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan strategi organisasi.
e.       Dokumen organisasi yang berhubungan dengan kegiatan utama dan kegiatan pendukung dalam suatu organisasi.
Ø  Bisnis Eksternal
Merupakan aspek-aspek di luar organisasi yang dapat mempengaruhi strategi organisasi misalnya:
a.        Aspek politik, diantaranya kebijakan pemerintah dan peraturan Perundang- undangan.
b.      Aspek ekonomi, yaitu persaingan dalam industri, tingkat permintaan dan penawaran, tingkat inflasi
c.       Aspek sosial, yaitu hubungan dan kepercayaan mitra kerja
d.       Aspek teknologi, yaitu perkembangan teknologi
Ø  Internal Teknologi
Yaitu kondisi SI/TI saat ini yang digunakan dalam mendukung kegiatan operasional organisasi yang meliputi :
a. Struktur organisasi SI/TI dan sumber daya, dalam hal ini SDM
b. Portofolio aplikasi sekarang. Maksudnya adalah aplikasi yang telah dimiliki organisasi dimasukkan ke dalam portofolio yang berguna untuk mengetahui kondisi TI pada organisasi sekarang ini.
c. Pemetaan proses bisnis kedalam suatu model yang menggambarkan arus informasi yang terjadi dalam kegiatan bisnis organisasi
d. Infrastruktur TI (Hardware, Software dan Network)
e. Manajemen informasi (pengelolaan SI dan TI) yang telah dan akan dimanfaatkan oleh organisasi untuk mendukung tercapainya sasaran bisnis
Ø  Eksternal Teknologi
Yaitu perkembangan teknologi TI terkini dan tren ke depan, misalnya:
a.       Tren teknologi TI, bisa dengan mempelajari tren teknologi yang tengah berkembang, yang khususnya bisa diterapkan pada kegiatan/bisnis organisasi. Tujuan mempelajari hal ini adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan dikembangakan dalam perusahaan. Tidak semua produk-produk TI tergolong baik. Dengan melihat tren dalam perkembangan TI sama artinya dengan mempelajari peluang baru yang dapat meningkatkan kinerja organisasi di masa akan datang, baik dalam peningkatan pendapatan, penurunan biaya atau pengembangan kegiatan/usaha bisnis.
b.       Teknologi yang sedang dipakai oleh pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan/bisnis organisasi.
c.        Peluang dan kemungkinan penggunaan teknologi untuk keunggulan di masa mendatang.




BAB IV
KESIMPULAN

Perkembangan teknologi informasi sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber yang dapat dipercaya.














DAFTAR PUSTAKA


http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-sistem-informasi/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/







1 komentar: