BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di
era globalisasi saat ini, dimana informasi dapat diakses secara “real time”
sehingga tidak ada dinding pembatas (baik secara geografis, politik, dan lain
sebagainya), masyarakat sangat haus akan kebutuhan informasi. Sehingga, tidak
berlebihan jika informasi dikategorikan sebagai kebutuhan pokok disamping
kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi
telah berubah bentuk menjadi suatu komiditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan
ini terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti
stasiun televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki
sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas
tersebut didukung oleh kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini
telah mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat
informasi.
Perkembangan
teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak
ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era
informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah
mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer mulai dikenal orang
hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan orang sebagai alat
pengelolaan data untuk menghasilkan informasi.
Teknologi
informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam kehidupan
organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya siklus hidup
barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan
mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi diharapkan
dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi digunakan
hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi
informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah dimasuki
oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
sudah dijelaskan, maka sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah tentang
pengembangan sistem informasi.
1.3 Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakng, dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
pendekatan pengembangan sistem informasi ?
2.
Bagaimana
metode pengembangan sistem informasi ?
3.
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi?
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Definisi Sistem
Dalam mendefinisikan sistem, terdapat dua kelompok
pendekatan, pertama lebih menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada
komponen atau elemennya. Kedua pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja
dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Pendekatan
sistem lebih menekankan pada prosedur dan lebih menekankan pada komponen atau
elemennya itu sendiri. Jerry FitzGerald, Andra F. FitzGerald,
Warren D. Stallings, Jr., (1981), mengugkapkan bahwa suatu sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem kedua lebih menekankan pada jaringan kerja
dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi didalam sistem untuk
mendefinisikan sistemnya. Hal ini diungkapkan Richard F. Neuschel
(1960) bahwa suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis
menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih
departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari
transaksi-transaksi bisnis yang terjadi
Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau
komponennya mendefinisikan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kedua kelompok definisi ini adalah benar dan tidak
bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya. Karena pada hakekatnya
setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk dapat
mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan cara
kerja yang juga saling berinteraksi. Hal ini diungkapkan oleh beberapa penulis
yang banyak menggunakan pendekatan komponen dalam memberikan definisi sistem
diantaranya adalah Barry E. Cushing (1974), Gordon B. Davis (1974), Robert G.
Murdick, Thomas C. Fuller, Joel E.Ross (1978), George H. Bodnar (1980), Robert
J. Verzello / John Reuter III (1982), Henry C. Lucas, Jr., (1982), Robert A.
Leitch / K. Roscoe Davis (1983), Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin (1984),
Frederick H. Wu (1984), John F. Nash, Martin B. Roberts (1984), Robert H.
Blissmer (1985), James O. Hicks, Jr., Wayne E. Leininger (1986).
2.1.2 Prinsip-prinsip
Pengembangan Sistem Informasi
Prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:
1.
Sistem yang dikembangkan
adalah untuk manajemen
Setelah sistem selesai
dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah
manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung, kebutuhan yang diperlukan
oleh manajemen. Pada waktu Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus
selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan
adalah investasi modal yang besar
Sistem informasi yang
akan Anda kembangkan membutuhkan dana modal yang tidak sedikit, apalagi dengan
digunakannya teknologi yang mutakhir. Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi
modal yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang dilakukan
oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus mempertimbangkan 2 hal,
yaitu :
· Semua alternatif yang
ada harus diinvestigasi.
· Investasi yang terbaik
harus bernilai.
3. Sistem yang dikembangkan
memerlukan orang-orang yang terdidik
Manusia
merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik
dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya.
Oleh karena itu orang yang terlibat dalam pengembangan maupun penggunaan sistem
ini harus merupakan orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang
ada dan terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
4.
Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan sistem
Proses
pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan kerja dan melibatkan
beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk mengerjakannya. Pengalaman
menunjukan bahwa tanpa adanya perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses
pengembangan sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini
sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat terlebih dahulu
skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja dan tugas-tugas pekerjaan
yang akan dilakukan, sehingga proses pengembangan sistem dapat dilakukan dan
selesai dengan berhasil sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5. Proses pengembangan
sistem tidak harus urut
Prinsip
ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi tidaklah
sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip nomor 4
menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara bersama-sama. Ingatlah
waktu adalah uang. Misalnya di dalam pengembangan sistem, perancangan output
merupakan tahapan yang harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini
tidak berarti bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru
dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara serentak, yaitu
sewaktu proses pengadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan
proyek
Umumnya
hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang
berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu proyek atau membatalkannya memang
harus dievaluasi dengan cermat. Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu
proyek terpaksa harus dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi,
maka harus dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang
tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini hanya akan
memubang dana yang sia-sia.
Sistem Informasi
dibangun untuk mendukung proses yang berjalan dalam sebuah organisasi, dimana
didalamnya tercakup antara lain: proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing) dan pengendalian (Controlling). Pengembangan
Sitem Informasi akan bermula dasi PSI Perencanaan
Sistem Informasi), Analisa, Perancangan hingga Implmentasi.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1
Pendekatan Pengembangan Sistem
Informasi
Dilakukan dengan menggunakan metodologi (suatu proses standar yang
diikuti oleh organisasi untuk
melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan
untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan,
dan memelihara sistem informasi). Metodologi klasik yang digunakan
dikenal dengan istilah SDLC (System Development
Life Cycle).
v Pendekatan Konvensional
1.
Pemahaman
masalah didasarka pada pelaksanaan prosedur kerja.
2.
Pelaksanaan
pengembangan kerja diawali dengan melihat alur dokumen dari satu bagian
organisasi ke bagian organisasi lainnya, selanjutnya ditentukan proses-proses
pengolahan datanya.
3.
Secara
historis, digunakan untuk mengembangkan sistem pengolahan transaksi yang ada di
sistem fisik.
v Pendekatan Fungsional
1.
Dekomposisi
permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses secara hirarki, mulai
dari konteks sampai proses-proses paling kecil (top down).
2.
Pengembangan
dilaksanakan denga melihat fungsi atau proses yang harus dilaksanakan oleh
sistem, data yang menjadi masukan atau keluaran, sumber dan tujuan data, serta
tempat penyimpanan data
v Pendekatan Struktur Data
1.
Sudut
pandang pengembangan adalah struktur data dari dokumen masukan/keluaran yang
digunakan dalam sistem
2.
Struktur
tersebut kemudian dinyatakan secara hirarki dengan menggunakan konstruksi sequence, selection, dan repetition
sampai terlihat proses pembentukannya
v Information Engineering
1.
Sistem
dibangun berdasarkan kebutuhan informasi enterprise
2.
Pelaksanaan
pengembangan perlu diawali dengan proses perencanaan strategis informasi dan
wilayah bisnis
3.
Cakupan
pengembangan adalah seluruh enterprise (enterprise-wide
basis)
4.
Mengaplikasikan
teknik terstruktur dan automated tools
v Pendekatan Objek
1.
Sudut
pandang pengembangan sistem dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam
sistem
2.
Sistem
dipandang sebagai kumpulan objek yang mempunyai atribut (data) dan operasi
(layanan) yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya
3.
Setiap
objek dalam sistem dapat menerima pewarisan (inheritance) dari objek lainnya
4.
Setiap
objek dapat mempunyai kemampuan poliforisme
3.2 Metode Pengembangan Sistem Informasi
3.2.1
CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle
atau yang disebut dengan siklus sistem informasi berbasis komputer. Merupakan
tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam mengembangkan sistem
informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis apa yang akan dibuat dan
seberapa luas yang harus di hasilkannya.
3.2.2
System
Development Life Cycle (SDLC)
Suatu sistem
lama yang telah dikembangkan ke sistem yang baru, namun saat kerja sistem baru
ditemukan permasalahan dalam tahap pemeliharaan sistem yang kemungkinan
tidak dapat diatasi, maka sistem tersebut akan dikembalikan lagi ke sistem yang
lama, hal inilah yang disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem atau
disebut dengan System Development Life Cycle.
SDLC merupakan
proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan
menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan
sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya. Kegunaan dari SDLC yaitu
mengakomodasi beberapa kebutuhan pengguna akhir dan pengadaan perbaikan masalah
yang berhubungan dengan perangkat lunak. Metode ini digunakan oleh para analisis sistem ataupun
pembuat program dengan tahapan-tahapan pekerjaan untuk membangun sistem
informasi. Metode ini sangat cocok untuk pengembangan sistem besar. Setiap SDLC
harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau melebihi
harapan user, mencapai selesai dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja secara
efektif dan efisien.
Kegiatan Dalam Tahapan SDLC
1. Inisiasi (initiation)
Tahap ini ditandai dengan adanya
kebutuhan dari user yang ada, maka pembuatan proposal proyek perangkat lunak
dimulai dan dibuat berdasarkan konsep sistem yang telah direncanakan.
Kegiatan dalam tahapan inisiasi :
·
Menentukan durasi waktu yang
dibutuhkan.
·
Menentukan sumber daya dan sistem yang
dibutuhkan.
·
Merencanakan jadwal pelaksanaan proyek.
2. Pengembangan
konsep sistem (system concept development)
Mendefinisikan lingkup konsep sistem
hingga dokumen lingkup sistem. Kemudian menganalisa manfaat biaya yang
dibuthkan, manajemen rencana dan pembelajaran kemudahan sistem untuk digunakan.
Memperhatikan juga perencanaan resiko yang kemungkinan dihadapi jika sistem
akan diterapakan ke depannya.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan
konsep sistem :
·
Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
·
Menganalisis manafaat biaya yang
dibutuhkan.
3. Perencanaan
(planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek
dan dokumen perencaaan lainnya yang diperlukan masing-masing tahapan, sumber
daya dan perangkat lunak. Tahapan ini menghasilkan hal-hal mendasar yang
dibutuhkan untuk mencari solusi dari masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi
:
·
Pembentukan dan konsolidasi tim
pengembang.
·
Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup
pengembangan.
·
Mengidentifikasi apakah masalah-masalah
yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan sistem.
·
Menentukan dan evaluasi strategi yang akan
digunakan.
·
Penentuan prioritas teknologi dan
pemilihan aplikasi.
4. Analisis
kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user)
dan mengembangkan kebutuhan user. Membuat dokumen kebutuhan fungsional.
Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah wawancara, riset
terhadap sistem baru, observasi lapangan, jajak pendapat, pengamatan sistem
yang serupa dan prototype.
Kegiatan utama dalam tahapan analisis
kebutuhan :
·
Pengumpulan informasi.
·
Mendefinisikan sistem requirement.
·
Memprioritaskan kebutuhan.
·
Menyusun dan
mengevaluasi alternatif.
·
Mengulas kebutuhan dengan pihak
manajemen.
5. Desain
(design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi
sistem baru yang berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dokumen desain sistem
fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Ada 2
perancangan dalam desain yaitu perancangan konseptual dan perancangan fisik.
Perancangan konseptual juga disebut
dengan perancangan logika yang meliputi perancangan DFD, ERD, Normalisasi,
Flowchart System, Flowchart Document dan laporan-laporan pendukung lainnya yang
menjelaskan perjalanan sistem. Perancangan fisik meliputi perancangan input,
perancangan output, perancangan form, perancangan struktur tabel, perancangan
klasifikasi kode dan perancangan klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.
Beberapa kegiatan utama yang di lakukan
pada tahap desain :
·
Merancang arsitektur aplikasi.
·
Meracang antar muka pengguna.
·
Mendesain dan mengintegrasikan
database.
·
Membuat
prototipe untuk detail desain.
·
Mendesain mengintegrasikan kendali
sistem.
6. Pengembangan
(development)
Mengonversi desain ke sistem informasi
yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan melakukan instalasi lingkungan
sistem yang dibutuhkan. Mempersiapkan prosedur kasus pengujian, pengodean,
pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan program dan peninjauan pengujian.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan, yaitu membuat basis
data dan mempersiapakan prosedur pengujian sistem, mempersiapkan
berkas pengujian sistem,
pengodean sistem,
dan memperbaiki kesalahan sistem.
7. Integrasi
dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang
dikerjakan terpisah, dan mencari kesalahan sistem dari kesalaham logika dan
kesalahan pengodean. Kemudian mendemonstrasikan sistem yang dikembangkan untuk
diuji dan memehuni spesifikasi kebutuhan sistem.
Kegiatan di dalam tahap integrasi dan
pengujian, yaitu :
·
memastikan bahwa
sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
·
membutuhkan
partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian menyeluruh dari semua
persyaratan.
·
memenuhi semua
kebutuhan bisnis.
8. Implementasi
(implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang
sebenarnya, mengimplementasikan sistem perangkat lunak pada lingkungan user
(adaptasi user dengan sistem) dan menjalankan resolusi dari permasalahan
yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
Kegiatan di dalam tahapan implementasi, yaitu :
·
pembuatan database
sesuai skema rancangan
·
pembuatan aplikasi
berdasarkan desain sistem
·
pengujian dan
perbaikan aplikasi.
9. Operasi
dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem
informasi pada lingkungan user termasuk implementasi akhir dan masuk pada
proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan meliputi 3 bagian :
·
Pemeliharaan perfektif yaitu
ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas adanya permintaan
atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan efisiensi sistem.
·
Pemeliharaan adatif yaitu perubahan
aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap perangkat keras dan lunak yang baru
·
Pemeliharaan korektif yaitu
melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang ditemukan pada saat sistem
dijalankan.
10.
Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari
pengembangan sistem dan membangun data sesuai dengan aktifitas user. Pada
tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai dengan
peraturan dan persyaratan yang tepat. Kegiatan dalam tahap disposisi, yaitu penghentiaan
sistematis sistem untuk memastikan bahwa informasi penting yang disimpan untuk
akses masa depan.
3.2.3
Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement
diubah ke dalam sistem yang bekerja secara terus menerus dan diperbaiki melalui
kerjasama antar analis dan user. Metode ini menggunakan data aktual,
edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi sehingga dihasilkan output
nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi langkah pemilahan fungsi,
penyusunan sistem informasi, evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan
mengumpulkan kebutuhan dan perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe,
evaluasi user terhadap prototipe, perbaikan dan produk akhir sistem yang
akan dibuat. Model ini menyediakan tampilan dengan simulasi alur sistem
sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi
oleh user hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user.
Model prototipe sangat cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara
lebih detail karena user sering kali lesulitan menyampaikan kebutuhnya secara
detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
3.2.4 Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur
lainnya untuk menentukan kebutuan user dan perancangan sistem informasi. Proses
pengembangan metode ini yaitu mempelajari apakah proyek pengembangan sistem
memenuhi kriteria, mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area
bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari fungsi-fungsi
yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan
mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD)
merupakan model pengembangan sistem yang bersifat inkremental (bertingkat)
terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD membagi tim pengembang manjadi
beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan dapat dilakukan secara
paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan
proses, pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
3.2.5
Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat
iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis model
sekuensial linier. Model
iterative ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan
versi sistem yang lebih
lengkap secara bertahap. Model spriral (spiral model)
menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan sistem yang memiliki versi
yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika analisa
resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan
sistem dapat dihentikan.
3.2.6 Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada
user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan
sistem informasi. Tahap dalam metode ini yaitu perancangan, menentukan dan
menjabarkan permintaan user, menentukan teknik yang dibutukan
3.2.7 Object
Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan abstraksi
objek-objek yang ada di dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu
perencaan, analisis, perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat diterapkan pada perancangan
sistem secara umum yang
menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
3.2.8 Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem
yang lebih kecil sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan
diimplentasikan.
3.2.9
End-user
Development
Keterlibatan
langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem
bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan
adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem
informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
3.2.10
Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan
pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan
efisiensi kerja.
Metode ini
seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier,
proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya
adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem
Informasi
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi, yaitu :
Ø Bisnis Internal
Aspek-aspek internal yang terkait dengan kondisi terkini
pada suatu organisasi serta strategis, meliputi :
a. Visi, misi dan strategis suatu
organisasi, yang menjadi suatu pedoman arah akan seperti apa suatu organisasi
tersebut di masa yang akan datang.
b. Posisi organisasi dalam industry
sekarang dan kekuatan apa saja yang mempengaruhinya.
c. Kekuatan, kelemahan dan peluang
organisasi serta tantangan di masa mendatang.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesuksesan strategi organisasi.
e. Dokumen organisasi yang berhubungan
dengan kegiatan utama dan kegiatan pendukung dalam suatu organisasi.
Ø Bisnis Eksternal
Merupakan aspek-aspek di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi strategi organisasi misalnya:
a. Aspek politik, diantaranya kebijakan
pemerintah dan peraturan Perundang- undangan.
b. Aspek ekonomi, yaitu persaingan
dalam industri, tingkat permintaan dan penawaran, tingkat inflasi
c. Aspek sosial, yaitu hubungan dan
kepercayaan mitra kerja
d. Aspek teknologi, yaitu perkembangan teknologi
Ø Internal Teknologi
Yaitu kondisi SI/TI saat ini yang
digunakan dalam mendukung kegiatan operasional organisasi yang meliputi :
a. Struktur organisasi SI/TI dan
sumber daya, dalam hal ini SDM
b. Portofolio aplikasi sekarang. Maksudnya adalah aplikasi
yang telah dimiliki organisasi dimasukkan ke dalam portofolio yang berguna
untuk mengetahui kondisi TI pada organisasi sekarang ini.
c. Pemetaan proses bisnis kedalam suatu model yang menggambarkan arus informasi yang terjadi dalam kegiatan bisnis organisasi
c. Pemetaan proses bisnis kedalam suatu model yang menggambarkan arus informasi yang terjadi dalam kegiatan bisnis organisasi
d. Infrastruktur TI (Hardware, Software dan Network)
e. Manajemen informasi (pengelolaan SI dan TI) yang telah
dan akan dimanfaatkan oleh organisasi untuk mendukung tercapainya sasaran
bisnis
Ø Eksternal Teknologi
Yaitu perkembangan teknologi TI
terkini dan tren ke depan, misalnya:
a. Tren teknologi TI, bisa dengan
mempelajari tren teknologi yang tengah berkembang, yang khususnya bisa
diterapkan pada kegiatan/bisnis organisasi. Tujuan mempelajari hal ini adalah
agar tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang diterapkan dan
dikembangakan dalam perusahaan. Tidak semua produk-produk TI tergolong baik.
Dengan melihat tren dalam perkembangan TI sama artinya dengan mempelajari
peluang baru yang dapat meningkatkan kinerja organisasi di masa akan datang,
baik dalam peningkatan pendapatan, penurunan biaya atau pengembangan
kegiatan/usaha bisnis.
b. Teknologi yang sedang dipakai oleh pihak-pihak
yang terkait dengan kegiatan/bisnis organisasi.
c. Peluang dan kemungkinan penggunaan teknologi
untuk keunggulan di masa mendatang.
BAB IV
KESIMPULAN
Perkembangan teknologi informasi sangat dipengaruhi
oleh kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam memahami komponen teknologi
informasi, seperti perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Sistem
jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem telekomunikasi yang akan
digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang berbasis teknologi
informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis
pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai
bidang serta jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih
sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis
yang tersebar di banyak tempat dengan berbagai ragam perangkat keras dan lunak
mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk mempercayakan dukungan bagi
keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber yang dapat
dipercaya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://ario28wibowo.wordpress.com/2012/06/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-sistem-informasi/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4442/Pengembangan%20SI.htm
http://santirianingrum.dosen.narotama.ac.id/bahan-ajar/sistem-informasi/
izin copy
BalasHapus